Seperti Pepatah: Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu


Pada suatu masa, hiduplah seekor ikan berwarna merah nan cantik. Sebut saja namanya si Mela. Setiap hari dia berenang bersama keluarga dan teman-temannya sambil mencari makanan di sepanjang sungai yang jernih. Sungai itu mengalir melalui hutan yang sangat lebat, penuh semak belukar dan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi. Entah sudah berapa kali terdengar kabar tentang manusia yang tersesat di hutan itu.

Pada suatu hari si Mela iseng-iseng naik ke permukaan air dan berenang ke tepian sungai. Tanpa disadari, kemunculannya diatas permukaan air menarik perhatian seekor anjing hutan yang tengah melepas dahaga. Betapa terkejutnya si Mela manakala ada seekor (maaf) anjing menggonggong kearahnya. Secara reflek dia menceburkan diri kedalam air, namun tak berapa lama kemudian dia muncul kembali diatas permukaan air. Dia penasaran binatang apakah gerangan yang tadi bersuara keras itu. Sementara itu si anjing terus menggonggong tanpa jeda.  

Si ikan merah memberanikan diri bertanya kepada si anjing. "Hai siapakah kamu ini? Kenapa menggangguku?" Si anjing menjawab, "Maaf ikan cantik, aku tidak bermaksud mengganggumu. Namaku Bobotan, aku adalah si anjing hutan. Tempat tinggalku tidak jauh dari sini. Aku setiap hari minum disini untuk melepas dahaga. Selama disini aku beberapa kali melihat ikan-ikan muncul keatas permukaan air. Tapi... terus terang aku tidak pernah melihat ikan secantik kamu ini." pungkasnya. Mendengar bualan si anjing hutan, si ikan merah tersipu malu dan berkata, "Ah kamu ini bisa aja Bo."  Si Bobotan yang culas segera menimpali, "Beneran kok, aku tidak berbohong kepadamu." "Oh iya, namamu siapa ya?" lanjutnya. Si ikan merah menjawab, "Namaku Mela." Si Bobotan mengangguk-angguk dan berkata: "Sungguh nama yang bagus, cocok sekali dengan pemiliknya yang cantik." ujarnya. Sontak saja si Mela kembali tersipu malu mendengar pujian si Bobotan. "Ah sudahlah, aku mau pulang dulu, teman-teman dan keluargaku pasti sudah mencariku." kata si Mela sambil bersiap menyelam kedalam air. Melihat itu si Bobotan segera mencegah. "Tunggu Mela! Apakah kamu bersedia menjadi temanku?" kata si Bobotan. Mela berpikir sejenak, sebelum akhirnya menjawab, "Ehmm... baiklah" jawabnya dengan agak ragu. "Kalau begitu setiap hari aku akan menunggumu disini." ujar si Bobotan. Namun si Mela berlalu saja tanpa menjawab sepatah katapun.

Akhirnya begitulah, setiap hari kedua makhluk berbeda jenis ini bertemu di tepi sungai. Si Mela senang sekali bercerita tentang kehidupannya didalam air. Mulai dari kisah-kisah bahagia bersama keluarga dan teman-temannya hingga cerita-cerita sedih yang dirasakannya. Dalam kisah-kisah yang diceritakannya, ada satu nama yang paling sering disebut-sebut oleh si Mela, yaitu si Item. Item adalah salah satu teman Mela yang berwarna abu gelap. Dibandingkan teman-temannya yang lain, si Item setiap hari selalu menemani Mela, kecuali beberapa waktu terakhir dimana dia sering kehilangan jejak si Mela.

Si Item sebenarnya adalah teman Mela yang baik. Tapi entah kenapa Mela selalu merasa kecewa kepada si Item. Bahkan sampai-sampai mereka sering bertengkar gara-gara hal yang sepele. Apalagi setelah Mela sering bercerita kepada si Bobotan, sikap Mela kepada si Item semakin aneh saja. Dia seolah-olah tidak menganggap Item sebagai temannya lagi, bahkan semakin arogan kepadanya. Sebagai teman lama, Item merasa sangat sedih dengan sikap Mela yang berubah drastis. Oleh sebab itu dia berusaha untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Mela. Akhirnya secara diam-diam dia menguntit kemanapun Mela pergi. Dan pada akhirnya dia menemukan fakta bahwa Mela sekarang berteman dengan seekor anjing hutan.

Pada suatu hari tanpa diketahui oleh si Mela, si Item datang menemui si Bobotan. Melihat kehadiran si Item, Bobotan sontak saja menggonggong kearahnya. Dengan kasar dia mengusir si Item, "Hai ikan jelek, pergi kamu dari sini!" Item tentu saja terkejut mendengar bentakan si Bobotan, namun dia berusaha untuk bersikap tenang. "Halo tuan anjing, perkenalkan namaku Item. Aku adalah temannya Mela, si ikan Merah." jawab si Item."Oo... oo... oo... ternyata kamu temannya Mela yang bernama si Item. Pantas... pantas..." "Apanya yang pantas tuan anjing?" sambut si Item. "Ya pantas saja kamu dipanggil Item, lihat saja kulitmu gelap persis seperti kelakuannmu yang buruk." timpal si Bobotan. "Maaf Bobotan, aku baru saja kenal dengan kamu, lalu bagaimana kamu bisa mengatakan kelakuanku buruk?" jawab si Item. "Bagaimana??? Tentu saja dari ceritanya si Mela." sergah si Bobotan dengan sombongnya. "Hei Item! Kamu itu kan temannya, tapi kenapa kamu sering mengecewakan Mela?" sambungnya. Mendengar perkataan Bobotan, Item merasa geram sekali, sebab bisa-bisanya si anjing hutan itu menilai dirinya serendah itu, padahal dia sendiri baru mengenalnya. Bagaimana mungkin anjing hutan yang tidak pernah tinggal bersama mereka didalam air bisa menilai kehidupan mereka disana. Ini sungguh keterlaluan, katanya dalam hati. Tanpa basa-basi, si Item langsung menyelam kedalam air dengan rasa kecewa yang teramat dalam. 

Didalam air, si Item masih terus saja berpikir tentang apa yang sudah terjadi dengan temannya, Mela. Disatu sisi dia merasa kecewa sekaligus prihatin dengan tindak tanduknya yang merendahkan temannya sendiri. Namun disisi lain dia juga merasa kasihan kepadanya sebab dia tahu bahwa sebenarnya Mela adalah temannya yang baik hati dan ramah. Barangkali itulah sebabnya Mela disukai dan mempunyai banyak teman, bahkan dari kalangan makhluk yang berbeda jenis dengan mereka. Sambil menghela nafas panjang, Item akhirnya berkata kepada dirinya sendiri, "Semoga saja Mela segera menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatannya lagi."

============== T a m a t ============

Catatan Penulis:

Ini hanyalah kisah rekaan semata, jika terdapat kesamaan nama dan tokoh itu hanya kebetulan. Namun dibalik itu semua ada pesan moral yang ingin penulis sampaikan, yaitu: 

  1. Janganlah kita berperangai seperti (maaf) anjing dimana kita selalu berkomentar dan menilai segala sesuatu yang tidak diketahuinya dengan baik. Sebagaimana sifat dasar anjing yang agresif, dia akan selalu menggonggong bila melihat sesuatu yang asing baginya. Penulis teringat kisah masa kecil yang pernah dikejar anjing penjaga rumah ketika melewati sebuah jalan kampung. Bahkan gonggongan-gonggongan dan intimidasi yang cukup menakutkan bagi seorang anak SMP pun sering penulis alami ketika pulang sekolah dimana jalanan yang dilewati dikuasai oleh para penjaga rumah yang satu ini.
  2. Dalam menghadapi celaan, cemoohan maupun komentar negatif dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, orang-oang yang pandai berdebat bahkan dengan mengutip pendapat-pendapat sepihak yang tidak berdasar, seperti 'kata si A...', 'si A pernah cerita ke saya....' dan lain sebagainya kita harus bersabar seraya berusaha memberi klarifikasi dan menasehati orang tersebut. Seandainya setelah memberi klarifikasi dan nasehat orang tersebut tetap bersikukuh dengan pendiriannya maka biarkan saja. Seperti pepatah yang mengatakan: "Anjing menggonggong kafilah berlalu." Tetaplah berbuat baik, melakukan hal-hal yang positif meskipun ada yang mencela kita.

Sekian dan Terimakasih, Semoga kita bisa memetik pelajaran dari kisah sederhana ini :)

No comments

Komentar

Powered by Blogger.
Youtube Channel Image
Channel Agenda Pembelajaran Tutorial Komputer Administrasi
Subscribe